Sabtu, 30 Mei 2009

Tough week

Minggu ini emg minggu yang berat. Pokoknya akhir2 ini selalu aja ada kejutan di weekend. 2 minggu lalu, terjadi "masalah" itu, terus akhir minggu ini, "guru" itu blg kl nilai ulum gw bkl dipotong 50% cm gara2 ga tulis nama. Kata tmn2 gw sih, santai aja, mgkn ga bkl kek gitu. Tapi gue juga ga bisa tenang gitu aja kl mikirin hal yang satu ini. Uda gitu, pembina osis gw pake acara "hampir ngambek" segala. Rese bgt kan "para pengajar" di sekolah gw? blkgn ini jadi pada sensian ya.. ckckck..
Siangnya, chatting sama kokcun and Tina bikin gw lupa sama masalah di sekolah. hahaha.. bener2 lucu apa yang gw critain.. Sorenya, tmn gw, Tina sama Yeny ngasih gw bunga mawar. HAhahaha.. ga tau deh apa maksudnya.. katanya "berbagi kebahagiaan..." lucu dah alasannya..

Gara-gara minggu ini tuh gw emang kurang tidur, alhasil kmrn gw ga mghabiskan malam minggu gw dengan begadang. Gw malah tidur cepet. Klo ga salah baru jm stgh 9, gw uda tidur! hahaha.. dan bangunnya, jm 7.45 pagi. bangun2 lgsg siap2 k grj.
Di gereja, gw baru sadar kl hari ini tuh Pentakosta.. haduh2.. gw ga perhatian bgt nih. terlalu stres mikirin urusan sekolah.. *Forgive me, God*
Waktu homili, Romo Susilo khotbah tentang 7 roh. Roh hikmad, roh Pengertian, Roh Keperkasaan, Roh Nasihat, Roh Pengenalan akan Tuhan, Roh kesalehan yang terakhir Roh Takut akan Tuhan.
Begitu Romo ngejelasin soal roh nasihat, keknya tu kotbah nancheb *jleb!* bgt ke gw. khotbahnya kek gini ...
"Jangan kita mengira kalau cuma yang tua saja yang memberi nasihat. boleh nggak, anak-anak yang muda ini memberi nasihat pada yang lebih tua? boleh! karena terkadang, yang tua-tua ini juga lupa. kalau lupa, yang muda hendaknya mengingatkan, kalau yang muda lupa, yang tua mengingatkan. sehingga kita akan selalu ingat..."
khotbah ini tuh langsung *jleb-jleb-jleb!* di hati gw.. Gw lgsg blg saat itu ke tmn sekelas gw, Aris -yg kbtln ktemu di grj tadi - "Realitanya ga kayak gitu ya, Ris?" dan temen gw, yang tau juga masalah gw dgn "guru" itu cuma ketawa aja.
Hari ini masih akan berjalan 12 jam lagi sampe hari esok.. Nilai2 ulum sebagian uda keluar kemaren. Sampe sejauh ini gw blom ada remed. Tapi spti yang gw blg, fisika gw ancur. Cuma aja kemaren blom keluar nilainya. jadi, jelas aja blom ada remed.

Utk nutup blog gw, gw pny sebuah cerita lagi. Cerita ini gw liat waktu nyari bahan buat mading. Sangat2 mengharukan. Waktu gw cerita sama temen-temen gw di sekolah, hampir semuanya pada nangis. termasuk gw yang lagi nyeritain...

Kisah Cinta Seorang Anak..


(ditulis oleh Cristine Wili)

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,
Wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,
memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini
memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya
membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun
melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya
menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga
Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan
membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa
stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu
melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu
menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal
dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi
semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya
mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya
pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang
sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya
tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar
hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia
Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat
buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah
sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah
berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah
perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi
yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti
sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari
betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas
kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore
itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad
dengan pandangan heran menatap saya dari samping. "Mary, apa yang
sebenarnya terjadi?"

"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal
yang telah saya lakukan dulu." aku menceritakannya juga dengan
terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah
memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis
saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.
Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari
hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya
tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric...

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada
sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya
mengamatinya dengan seksama... Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali
potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan
Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap
sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.
Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala
ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal
dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"

Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10
tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus
menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega,
saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.
Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,
namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan
yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis
setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...

"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama
Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji
kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom..."

Saya menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan...
katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!
Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!"

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric
telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya
sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan
di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut
apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya
ada di dalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari
belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang
lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana."

Bagaimana komentar anda tentang kisah ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar